Metode belajar berbasis project yang selama ini dipraktikkan di SMK diharapkan membuat sekolah kejuruan akan lebih mudah dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka. Terlebih, Kurikulum Merdeka juga meningkatkan keterampilan siswa SMK.
“Kalau saya optimistis Kurikulum Merdeka bisa diaplikasikan dengan baik di SMK, khususnya di sekolah kami ini,” kata Kepala SMKN 1 Kota Bekasi, Boan, di sela-sela kunjungan kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Kota Bekasi beberapa waktu lalu.
Menurut Boan, dengan apa yang sudah diterapkan selama ini di SMKN 1 Kota Bekasi membuat penyesuaian pelaksanaan Kurikulum Merdeka akan lebih mudah dilakukan. “Karena, SMK selama ini proses belajarnya memang sudah berbasis project, melalui teaching factory. Jadi, kami rasa tidak terlalu sulit,” ujarnya.
Boan menambahkan, Kurikulum Merdeka yang baru ini bisa membantu siswa untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dengan memperbanyak project yang menjadikan siswa lebih mandiri. “Bagi SMK, ini tentu bisa meningkatkan keterampilan para siswa karena akan lebih banyak project dan juga kerja sama dengan dunia industri,” terangnya.
Di SMKN 1 Kota Bekasi sendiri, penyesuaian IKM akan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Hal tersebut mulai dari sosialisasi di kalangan guru dan murid hingga penyesuaian para rencana pembelajaran.
“Untuk saat ini, kami masih dalam pendampingan untuk implementasi Kurikulum Merdeka. Rencananya, untuk project nanti akan kami bagi di awal, tengah, dan akhir semester,” kata Boan.
Para guru, lanjut Boan, juga diminta untuk mulai mengevaluasi kembali bahan-bahan ajar yang ada. Termasuk untuk melakukan login pada aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM).
“Kalau untuk evaluasi memang kami belum bisa lakukan. Karena, ini benar-benar baru mulai belajarnya. Mungkin, dua setengah bulan mendatang hasilnya sudah mulai terlihat ketika ujian tengah semester,” jelas Boan.