Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya peran media dalam membangun minat literasi generasi muda. Baginya, kontribusi media merupakan suatu bagian yang utuh dari upaya menglahirkan generasi unggul di masa depan.
Penguatan literasi adalah salah satu prioritas yang terus diupayakan Kemendikbudristek dalam menciptakan generasi unggul. Oleh karenanya, Nadiem mendorong agar media massa mampu menghadirkan konten yang mendidik dan menarik bagi generasi muda. Dengan begitu, lewat media, mereka bisa belajar berbagai hal positif dari segala kejadian di sekitarnya. Sebab, pembaca media massa tidak hanya kalangan dewasa namun juga remaja dan anak-anak.
“Dengan memberikan konten yang tepat dan disuguhkan secara menarik, anak-anak bisa tertarik membaca dan mendalami konsep literasi itu sendiri,” jelasnya ketika menghadiri ulang tahun ke-6 Kompas.id di Kantor Redaksi Kompas, Palmerah, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mendikbudristek mengatakan, media massa dalam aktivitasnya diharapkan mampu menghadirkan pemberitaan yang menjunjung tinggi nilai integritas, kualitas dan kebenaran. Selain itu, dengan mengedepankan konten yang edukatif, Nadiem harap, anak-anak sebagai salah satu segmen pembaca, dapat terasah nalar kritisnya untuk dapat beragumen secara sehat dan mampu memecahkan masalah yang ada di sekitarnya.
“Harapan saya, ada upaya (effort) yang lebih banyak untuk mengundang anak-anak muda mengerti isu yang ada di sekitar mereka dengan cara yang relevan untuk umur mereka,” ucap Nadiem lebih lanjut.
Mendikbudristek menyampaikan apresiasi atas konten berimbang yang diberitakan Kompas.id selama ini. Menurut Nadiem, masyarakat perlu mengetahui capaian positif yang telah dilakukan pemerintah serta bagaimana sepak terjang dan prestasi para pahlawan yang berintegritas dalam membangun dunia pendidikan di Indonesia.
“Saya harap, Kompas.id dapat menghadirkan publikasi yang berkualitas untuk mengangkat cerita para pahlawan ini agar menjadi inspirasi dan harapan yang mencerahkan bagi masyarakat,” tuturnya.
Menteri Nadiem juga mendorong agar media massa memberikan ruang bagi sektor pendidikan untuk berkolaborasi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Apalagi saat ini guru diberi kebebasan untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik.
“Semoga ada fokus yang diberikan kepada generasi muda untuk memperdalam kompetensinya menulis. Saya harap, Kompas dan media group lain bisa mengambil peran penting dalam mengundang anak muda berpartisipasi secara intelektual dan kritis dalam semua isu yang berkembang seperti perubahan iklim, keberagaman, politik, ekonomi, dan lain-lain,” pungkasnya seraya mendorong bertumbuhkembangnya semangat jurnalistik literasi di Indonesia.
Sebagai wujud komitmen Kemendikbudristek dalam meningkatkan kemampuan literasi khususnya di daerah 3T, beberapa waktu lalu diluncurkan Merdeka Belajar (MB) episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Melalui kebijakan ini, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) berupaya untuk meningkatkan minat baca generasi muda melalui penyediaan buku bacaan yang bermutu.
Program ini berfokus pada distribusi atau pengiriman buku bacaan bermutu sebanyak total 15,3 juta eksemplar untuk 6.000 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta 14.000 Sekolah Dasar (SD) di berbagai 470 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Selain itu, program Merdeka Belajar ke-23 juga disertai dengan pelatihan bagi guru agar dapat memotivasi dan meningkatkan keinginan para siswa untuk lebih menyukai aktivitas membaca.*